“Zat adiktif yang terkandung dalam zat aktif dan obat dapat menimbulkan kecanduan. “Efeknya mungkin berupa perubahan struktur otak manusia.”...
Daftar Isi [Tampil]

    “Zat adiktif yang terkandung dalam zat aktif dan obat dapat menimbulkan kecanduan. “Efeknya mungkin berupa perubahan struktur otak manusia.”

    Zat adiktif adalah zat yang terdapat pada obat dan bahan aktif yang menimbulkan kecanduan. Efeknya menimbulkan kecanduan dan membuat tubuh ingin terus-terusan mengonsumsinya. Saat mencoba berhenti mengonsumsi zat adiktif, tubuh akan merespons dengan cepat merasa lelah, tidak nyaman, dan nyeri atau putus obat yang luar biasa.

    Narkoba merupakan salah satu contoh zat adiktif. Sederhananya, zat adiktif dapat membahayakan tubuh dan sebaiknya Anda menghindarinya. Rokok tidak hanya mengandung narkoba tetapi juga zat adiktif. Oleh karena itu, tampaknya sangat sulit bagi perokok untuk berhenti merokok.


    Berbagai Zat Adiktif Yang Dapat Memicu Kecanduan

    Zat-zat adiktif yang membuat orang kecanduan adalah:

    1. Zat adiktif narkotika

    Di Indonesia, narkotika diatur dengan undang-undang (UU). Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997, Narkotika adalah zat atau obat sintetik dan semi sintetik yang diperoleh dari tumbuhan dan bahan bukan tumbuhan yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi atau menghilangkan rasa sakit. Dari manaketergantungan.

    Jadi narkoba atau narkotika merupakan zat yang berbahaya. Sementara Kementerian Republik Indonesia memperkenalkan narkotika dengan istilah narkotika yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

    Menurut informasi di situs resmi Badan Narkotika Nasional, pada tahun 2015 terdapat 35 jenis narkotika yang dikonsumsi pengguna di Indonesia, dari yang paling murah hingga yang paling mahal.

    Narkotika dibagi menjadi tiga kelompok:

    A. Narkoba Golongan I

    Merupakan kelompok yang paling berbahaya karena mempunyai daya ketagihan yang paling tinggi. Selain itu, kelompok ini umumnya digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Misalnya heroin, ganja, kokain, morfin, dan opium.

    B. Narkoba Golongan II

    Ini adalah narkotika dengan daya ketagihan ringan tetapi berguna untuk tujuan pengobatan dan penelitian. Misalnya benzetidine, petidin, dan betametadol.

    C. Narkoba Golongan III

    Kelompok ini mempunyai daya ketagihan yang sedikit dan berguna untuk tujuan pengobatan dan penelitian. Misalnya kodein dan turunannya.


    2. Zat adiktif psikotropika

    Psikotropika adalah zat apa pun yang berinteraksi dengan sistem saraf pusat. Ketika seseorang menggunakannya, ada efek yang mengubah cara otak merespons rangsangan.

    Pengaruhnya terhadap sistem saraf pusat menyebabkan seseorang mengalami perubahan sebagai berikut:
    • Suasana hati.
    • Ada perubahan perilaku.
    • Perubahan kesadaran.
    • Cara berpikirnya berubah.
    • Ubah perasaan Anda.
    Perubahan ini dapat membantu, namun sering kali psikotropika menghasilkan efek yang tidak Anda inginkan.

    Mengutip Badan Narkotika Nasional, psikotropika dibagi menjadi empat kelompok:

    A. Psikotropika kelas I

    Ini adalah psikotropika dengan daya ketagihan terkuat. Hingga saat ini belum ada yang mengetahui manfaat senyawa tersebut. Misalnya Lysergic acid diethylamide (LSD), Methylenedioxy-methylamphetamine (MDMA), STP dan ekstasi.

    B. Psikotropika Kelas II

    Merupakan psikotropika dengan daya ketagihan yang kuat dan berguna untuk pengobatan dan penelitian. Misalnya saja sabu, amfetamin, dan mequalone.

    C. Psikotropika Kelas III

    Ini adalah psikotropika dengan potensi kecanduan sedang dan berguna untuk pengobatan dan penelitian. Misalnya lumiball, flenitrazepam, dan buprenorsin.

    D. Psikotropika kelas IV

    Kelompok psikotropika ini mempunyai daya ketagihan ringan dan berguna untuk pengobatan dan penelitian. Misalnya nitrazepam dan diazepam.

    3. Zat adiktif lainnya

    Zat ini memicu perubahan struktur otak jika seseorang menggunakannya dalam jangka waktu lama. Pasalnya, ketika mereka menggunakan zat tersebut, mereka merespons dengan melepaskan dopamin yang memberikan perasaan nyaman dan senang.

    Perasaan nyaman dan senang dicatat oleh otak sebagai sesuatu yang dibutuhkan. Saat Anda merasa sedih atau kesal, otak mengkomunikasikan keinginan untuk mengonsumsi zat tersebut untuk menghidupkan kembali perasaan menyenangkan.

    Berbagai jenis zat adiktif yang banyak digunakan masyarakat antara lain:

    A. Nikotin

    Nikotin terdapat dalam rokok dan bersifat stimulan ringan serta membuat ketagihan sehingga menimbulkan efek ketagihan. Karena sifatnya yang membuat ketagihan, perokok sulit berhenti merokok.

    Ketika nikotin masuk ke dalam tubuh, ia merangsang otak untuk melepaskan dopamin, sehingga menciptakan efek menenangkan sementara. Nikotin dapat meningkatkan kolesterol darah jika seseorang menggunakannya dalam jangka waktu lama.

    Bahayanya, meski perokok sudah lama berhenti, kadar kolesterol tinggi dalam darah masih bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke. Paparan nikotin juga berisiko mengganggu perkembangan otak dan perilaku impulsif pada anak.

    B. Alkohol

    Alkohol bersifat adiktif sehingga menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan dan kesulitan mengontrol jumlah konsumsinya. Dampaknya adalah mata merah, sulit berbicara jelas, gangguan keseimbangan, dan mudah lupa. Dan juga,Inilah yang terjadi pada otak seorang pecandu alkohol Apa yang perlu Anda ketahui.

    Alkohol dapat menyebabkan keracunan karena meningkatkan kadar alkohol dalam darah. Akibatnya, pengguna mengalami gangguan perilaku dan mental, termasuk suasana hati yang tidak stabil dan sulit berkonsentrasi.

    C. Kafein

    Zat ini umumnya berbentuk obat psikoaktif legal. Kafein berperan sebagai stimulan yang dapat membantu meningkatkan atau menjaga kewaspadaan. Namun zat ini juga dapat mengganggu tidur penggunanya.

    Sama seperti nikotin dan alkohol, seseorang dapat mengembangkan toleransi terhadap kafein, artinya mereka perlu mengonsumsi lebih banyak kafein untuk merasakan efeknya. Ini dapat menyebabkan gejala kecanduan dan penarikan diri ketika seseorang berhenti meminumnya.

    D. Opioid

    Dokter mungkin meresepkan opioid kepada seseorang untuk mengobati nyeri sedang hingga parah. Zat ini umumnya aman bila dikonsumsi sesuai anjuran dokter dan dalam jangka pendek.

    Namun, seseorang mungkin menyalahgunakan obat resep dengan:
    • Menggunakan obat yang diresepkan oleh dokter untuk orang lain.
    • Menggunakan obat dalam jumlah atau cara yang berbeda dari anjuran dokter.
    • Minum obat untuk mengalami efek yang sebenarnya tidak Anda perlukan.
    Opioid yang diresepkan bisa sangat berbahaya jika seseorang tidak meminumnya sesuai anjuran dokter. Sebab hal ini dapat menyebabkan pernapasan lambat, hipoksia, koma, kerusakan otak permanen bahkan kematian.

    E. Tembakau

    Sifat adiktif dari tembakau adalah salah satu alasan mengapa tembakau digunakan secara luas di seluruh dunia. Nikotin yang terkandung dalam daun tembakau menjadi sumber utama yang membuat penggunanya ketagihan.bergantung. Tembakau juga memiliki efek putus obat seperti mudah tersinggung, sulit tidur, gangguan konsentrasi, dan peningkatan nafsu makan.

    F. Buprenorfin

    Para peneliti mencoba mengobati kecanduan opioid dengan obat-obatan seperti buprenorfin. Penelitian ini bertujuan untuk menekan gejala putus obat opioid, mengurangi keinginan mengonsumsi opioid, dan mencegah efek lainnya.

    Namun, efek euforia dan obat penenang masih tetap ada pada penggunanya, terutama pada orang yang tidak kecanduan opioid. Dapat dikatakan bahwa zat ini memiliki kemiripan dengan opioid.

    G. Benzodiazepin

    Di Amerika Serikat, obat ini termasuk obat yang sering diresepkan untuk mengurangi kecemasan dan kejang, mengendurkan otot, dan mengobati gangguan tidur. Namun, zat ini sering disalahgunakan karena sifat adiktifnya dan risiko kecanduan. Contoh benzodiazepin adalah Xanax, Valium, dan Restoril.

    Selain itu, zat adiktif yang dikandungnya juga memiliki efek putus obat. Seperti insomnia, gelisah, serangan panik, gangguan tidur, muntah dan mual kering, sakit kepala, nyeri otot dan akibat fatal lainnya.

    Ini yang perlu Anda ketahui tentang jenis-jenis zat adiktif yang membuat orang ketagihan. Pastikan untuk menghindari perilaku penyalahgunaan zat untuk mencegah dampak mematikannya. Jika Anda mengalami dampak penyalahgunaan zat, Anda dapat melakukan salah satu hal berikut. 3 Terapi untuk Mengobati Gangguan Penyalahgunaan Zat.
    Coba cari lagi apa yang ada inginkan pada kolom berikut: DMCA.com Protection Status
    Bantu Apresiasi Bantu berikan apresiasi jika artikelnya dirasa bermanfaat agar penulis lebih semangat lagi membuat artikel bermanfaat lainnya. Terima kasih.
    Donasi
    Hallo sobat panduan code, Anda dapat memberikan suport kepada kami agar lebih semangat dengan cara dibawah ini.

    Dana : 085972737000
    PAYPAL : Panduan Code
    Done
    Color Picker
    Silahkan gunakan tools color picker berikut gratis untuk Anda, salam Admin Panduan Code.

    Pilih Warna

    Done